1 Medali Emas dan 2 Perak, Siswa MAN IC OKI Harumkan Indonesia pada Lomba Riset di Jepang
Tokyo, Humas—Tiga Tim Riset MAN Insan Cendekia OKI berhasil raih 1 medali emas dan 2 medali perak pada ajang Japan Design, Idea, and Invention Exhibition (JDIE). Kegiatan yang dilaksanakan 5-7 Juli 2024 ini diikuti 343 peserta dari 25 negara.
Presiden WIIPA, Anli Hsieh, dalam closing ceremony menyebut negara partisipan, yaitu 1. Japan, 2. Thailand, 3. Taiwan, 4. Iran, 5. Vietnam, 6. Malaysia, 7. Indonesia, 8. Saudi Arabia, 9. Hong Kong, 10. Macau, 11. Romania, 12. Cambodia, 13. Poland, 14. Philippines, 15. South Korea, 16. United States, 17. Canada, 18. Australia, 19. China, 20. Türkiye, 21. United Kingdom, 22. Mongolia, 23. Singapore, 24. Moldova, dan 25. New Zealand
MAN Insan Cendekia OKI mengikuti seleksi regional dan berhasil lolos mewakili Indonesia bersama 16 tim lainnya dari Lab School, UGM, Undip, dan Unair.
Tim pertama berhasil meraih medali emas, yaitu Kenta Ahmad Hermansyah dan M Ihsan Ibrahim dengan pembimbing Argita Muryani, S.Pd.Si. Judul riset Palm Kernel Shell “Activated Carbon” For Reducing Songket Industrial Waste
Tim ke-2 berhasil meraih medali perak, yaitu Kayla Fazilla Daris dan Nabila Eka Wardani dengan pembimbing, Hendri, M.Pd. berkompetisi dengan karyanya berjudul “Anti-start Technology: Engineering for Safety”
Tim ke-3 juga meraih medali perak, yaitu Ahmad Naufal Fachriyadi dan Qanita Syafika dengan pembimbing Afryansyah, M.Pd. judul penelitian Educating Democratic Voter With a Political Education System Through The SI MOTIC Application.
Kepala madrasah, Hj. Komariah Hawa, Ph.D. yang mendampingi langsung peserta didik pada JDIE mengungkapkan rasa syukur dan kebanggannya.
“Alhamdulillah kerja keras siswa dan pembimbing berhasil harumkan Indonesia di Jepang. Ini riset yang diakui juri sebagai inovasi yang bisa dikembangkan secara ilmiah dan kebijakan”, ungkap Komariah.
Pembina KIR, Afryansyah, mengatakan MAN IC OKI sebagai salah satu madrasah riset terus mendorong siswanya untuk melakukan penelitian dan luarannya berupa kompetisi riset, nasional/international conference, dan publikasi jurnal ilmiah.
“Tahun lalu sudah 3 orang yang berhasil publikasi jurnal terindeks Sinta dan 6 orang jadi pemakalah seminar nasional/internasional. Kita kolaborasi dengan guru-guru agar semuanya nanti punya kesempatan untuk berprestasi dalam bidang penelitian.” Ungkap Afry.